PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI & KOMUNIKASI PLS
A. Identifikasi Kebutuhan Sasaran Dan Bahan Belajar Pendukung suatu Produk TIK Dalam Program PLS Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
1. dari pelatihan ke penampilan
2. dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja
3. dari kertas ke “on line” atau saluran
4. fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja
5. dari waktu siklus ke waktu nyata.
Dalam melaksanakan suatu program kegiatan dalam proses belajar pendidikan luar sekolah, kita harus melakukan identifikasi kebutuhan warga belajar kita. Karena dalam Program PLS sistem pembelajaran harus disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh warga belajarnya. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia untuk kehidupannya, demi mencapai suatu hasil (tujuan) yang lebih baik. Menurut Witkin (1984:3) dinyatakan bahwa identifikasi kebutuhan adalah proses dan sekaligus prosedur yang sistematis untuk menentukan prioritas kebutuhan dan pengambilan keputusan tentang program dan alokasi sumberdaya yang diperlukan bagi keberlangsungan satu program layanan pendidikan atau layanan sosial. Dengan demikian proses identifikasi kebutuhan pengumpulan informasi, data, fakta tentang :
1. Apa yang Ada
2. Apa yang seharusnya ada
3. Menentukan kebutuhan-kebutuhan
4. Menentukan apa yang harus dicapai
Identifikasi kebutuhan sasaran dalam TIK adalah kita harus menyesuaikan bahan pembelajaran berbasis TIK yang kita berikan itu sesuai dengan kebutuhan warga belajar kiata. Selain itu kita harus juga melihat siapa sasaran warga belajar kita, apakah sararan kita itu anak- anak, remaja, dewasa, ataupun lansia. Kita harus manpu menyesuaikan konsep pembelajaran TIK yang seperti apa yang bisa kita gunakan dalam proses pembelajaran warga belajar kita. Identifikasi sasaran ini sangat diperlukan dalam merencanakan suatu pembelajaran yang berbasis TIK yang akan kita gunakan. Jadi identifikasi kebutuhan sasaran adalah suatu proses menganalisis atau mengidentifikasi jenis pembelajaran yang seperti apa yang dibutuhkan oleh sasaran kita pada saat melaksanakan proses pembelajaran nanti nya.
Salah satu bahan belajar berbasis TIK yang bisa mendukung program PLS adalah konsep belajar adalah konsep belajar berbasis WEB (E- learning ). Konsep bahan belajar ini adalah proses pembelajarannya berbasis internet dan semua materi pembelajaran bisa dipelajari dalam internet ketika menggunakan konsep belajar berbasis web ini. Karena pada saat melakukan pembelajaran pada konsep ini menggunakan internet atau e-learning. Tidak hanya materi, pengiriman dan pemberian tugas juga bisa dilakukan dengan pembelajaran berbasis web.
1) Mengdentifikasi sasaran TIK dalam pendidikan luar sekolah
a. Pembelajaran Kejar Paket C berbasis ICT
Merupakan salah satu program kelompok kerja (Pokja) Kesetaraan BP-PLSP Regional I. Program ini difasilitasi oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Ditjen PLS, Depdiknas, melalui dana block grant perluasan akses pendidikan kesetaraan dengan memanfaatkan information and communication technology (ICT) tahun 2006. Produk dari pada program Pembelajaran Paket C berbasis ICT yaitu Aplikasi Pembelajaran Paket C Berbasis Web.
Sasaran program ini tidak hanya dimanfaatkan oleh peserta didik pada kelompok belajar Paket C yang dikelola BP-PLSP Regional I tapi juga melayani kelompok-kelompok belajar yang dikelola SKB di Kabupaten/Kota, PKBM dan satuan pendidikan nonformal lainnya. Modul dan soal yang disediakan dapat diakses oleh peserta didik setelah melakukan registrasi terlebih dahulu.
b. Teknologi Radio Paket
Dengan menggunakan teknologi ini kita sudah dapat membangun suatu jaringan komputer dengan biaya murah serta mudah. Selain itu teknologi ini dapat digunakan di daerah-daerah yang belum dijangkau oleh koneksi dial-upnya telkom. Tentu saja pembangunan ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah daerah.
Perangkat-perangkat informasi seperti Situs, e-learning serta sistem informasi pendidikan luar sekolah juga menjadi poin yang penting untuk dikembangkan sebab dari sanalah semua bahan dan informasi mengenai pendidikan luar sekolah didapatkan. Walaupun kita telah dapat merealisasikan infrastruktur serta perangkatnya, hal tersebut menjadi tidak berguna apabila tidak ditunjang oleh SDM yang baik. Untuk mewujudkan SDM yang baik terutama dalam menggunakan perangkat teknologi informasi diperlukan pelatihan serta sosialisasi mengenai hal tersebut.
c. Pengembangan Televisi Pendidikan Indonesia untuk Pendidikan Luar Sekolah
Bila kita kaji secara empirik, kita mengenal tiga macam strategi pengembangan penggunaan media komunikasi masa, terutama televisi, untuk keperluan pendidikan dan atau komunikasi pembangunan, yaitu strategi perintisan atau percontohan, strategi penahapan dan strategi serentak. Strategi perintisan atau percontohan memang mempunyai landasan ilmiah yang lebih mantap karena berbagai komponen pengembangan dicobakan, dinilai, dan disempurnakan. Namun sering kali kegiatan perintisan ini diselenggarakan dalam skala yang terlalu kecil sehingga kurang mendapt arti secara nasional. Oleh karena itu sering kali tidak dapat “tinggal landas” untuk di difusikan secara meluas.
Contoh kategori siaran pendidikan luar sekolah :
a) Among Tani
Sasaran : warga pedesaan
Isi : bimbingan dan penyuluhan dalam bidang pertanian, termasuk perkebunan, peternakan, perikanan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi, serta pengolahan dan pemasarannya.
Kriteria : instruksional disertai peragaan, visualisasi dan simulasi.
b) Para Pemuda
Sasaran : pemuda dan remaja
Isi : bimibngan untuk meimilih dan membina karir, di utamakan karir untuk berwiraswasta dan wirausaha.
Kriteria : instruksional disertai fragmen, uraian, peragaan dan ilustrasi.
Produksi dan pengadaan paket siaran. Yang dimaksud dengan produksi adalah membuat paket siaran sendiri (di dalam Negeri) berdasarkan naskah yang telah di rancang sesuai dengan kriteria mata acara. Sedangkan yang dimaksud dengan pengadaan paket siaran adalah pembelian atau perolehan rekaman yang sudah jadi, dan yang dinilai sesuai dengan kriteria mata acara dan kriteria penyiaran.
2) Kebutuhan pendukung bahan belajar
Bentuk Produk Pembelajaran Berbasis TIK:
a. Presentasi Power Point
Ini adalah bentuk yang paling sederhana dan paling mudah dan paling praktis sehingga paling banyak dipergunakan oleh kebanyakan pembicara, baik pembicara seminar, workshop, dan juga guru di kelas. Hendaknya, setiap guru paling tidak mempunyai kemampuan untuk membuat materi ajar dalam bentuk presentasi Power Point ini. Meskipun paling sederhana, Power Point memberikan fasilitas yang cukup hebat untuk membuat media ajar. Justru dengan kesederhanaan ini lah yang menyebabkan hal ini sangat mudah dipelajari. Apakah hasilnya menjadi sangat sederhana? Belum tentu. Dengan kreatifitas lebih, Power Point dapat dioptimalkan dengan baik untuk membuat paket media ajar yang berkualitas.
b. CD Media Ajar Berbasis HTML
Ketika kita membeli majalah-majalah komputer, sering kali kita mendapatkan CD yang begitu kita masukkan ke dalam CD ROM, dia langsung nge-load internet browser dan menampilkan menu dan konten CD tersebut. Bahasa HTML adalah bahasa yang biasanya dipergunakan dalam menampilkan halaman web. Halaman HTML dapat dibuat dengan mudah dibuat. Tentunya, akan sangat tergantung kepada yang bersangkutan dalam membuat tampilan. Setiap topik atau bahasan yang berhubungan dapat dengan mudah dihubungkan dengan link (hyperlink). Sama persis dengan halaman web, namun sekarang kita buat dalam bentuk CD. Caranyapun sangat mudah, kumpulkan semua materi kerja dalam satu folder. Seluruh folder ini harus tercopy ke dalam CD dengan letak file dan struktur folder yang sama persis dengan saat pembuatan. Jangan lupa mengemas CD tersebut dalam bentuk autorun CD. Caranya pun juga sangat mudah, cukup dengan menambahkan file ‘autorun.inf’, definisikan file inisiasi yang akan dibuka dengan file tersebut.
c. Video Pembelajaran.
Prinsipnya adalah, CD pembelajaran itu nanti berupa video hasil rekaman aktifitas pembelajaran yang direkam dan ditampilkan dalam bentuk video. Karena bentuknya video, maka dia akan mengalir seperti orang nonton film. Tidak ada fasilitas interlinking dalam film tadi. Bahan video bisa berasal dari rekaman anda yang seolah-olah sedang mengajar di lab, sedang mengerjakan workshop, rekaman desktop dengan Camtasia, atau bisa juga mencari dari situs-situs social video hosting seperti youtube.com, teacherstube.com, metacafe.com, dan sebagainya. Kemudian, potongan-potongan video diolah dengan perangkat lunak video editting (misalnya ULead Video Editor), ditambahi elemen text, diberikan efek-efek, dan juga perlu diberikan dubbing suara guru. Perangkat yang dibutuhkan diantaranya kamera digital dan handycam (kalo tidak ada, mungkin camera handphone pun juga bisa, dengan kualitas terbatas).
d. Multimedia Pembelajaran Interaktif.
Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin) yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictionary (1991) juga diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informas
Jenis multimedia pembelajaran menurut kegunannya ada dua:
1) Multimedia Presentasi Pembelajaran: Alat bantu guru dalam proses pembelajaran di kelas dan tidak menggantikan guru secara keseluruhan. Berupa pointer-pointer materi yang disajikan (explicit knowledge) dan bisa saja ditambahi dengan multimedia linear berupa film dan video untuk memperkuat pemahaman siswa. Dapat dikembangkan dengan software presentasi seperti: OpenOffice Impress, Microsoft PowerPoint, dsb.
2) Multimedia Pembelajaran Mandiri: Software pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri alias tanpa bantuan guru. Multimedia pembelajaran mandiri harus dapat memadukan explicit knowledge (pengetahuan tertulis yang ada di buku, artikel, dsb) dan tacit knowledge (know how, rule of thumb, pengalaman guru). Tentu karena menggantikan guru, harus ada fitur assesment untuk latihan, ujian dan simulasi termasuk tahapan pemecahan masalahnya. Untuk level yang kompleks dapat menggunakan software semacam Macromedia Authorware atau Adobe Flash. Sayangnya saya masih belum bisa nemukan yang selevel dengan itu untuk opensource-nya. Kita juga bisa menggunakan software yang mudah seperti OpenOffice Impress atau Microsoft PowerPoint, asal kita mau jeli dan cerdas memanfaatkan berbagai efek animasi dan fitur yang ada di kedua software terebut.
B. Penyusunan proposal tentang penggunaan TIK yang digunakan dalam suatu program pendidikan luar sekolah
Penyusunan proposal disini maksudnya membuat suatu rancangan yang diberikan kepada atasan atau dilaporkan kepada lembaga gunanya untuk mengembangkan dan menampilkan sebuah pemikiran kita terhadap penggunaan TIK dalam pls. Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. Yang mana sebelum kita menyusun suatu proposala kiata harus melakukan terlebih dahulu yaitu identifikasi kebutuhan sasaran kita itu apa khususnya dalam produk penggunaan TIK disisni. Setelah itu barulah kita membuat struktur dari proposal yang akan kita buat atau rencanakan dalam Penyusunan proposal tentang penggunaan TIK yang digunakan dalam suatu program pendidikan luar sekolah. Proposal dapat dirumuskan sebagai sebuah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja kegiatan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip.
Proposal berasal dari bahasa inggris to propose yang artinya mengajukan dan secara sederhana proposal dapat diartikan sebagai bentuk pengajuan atau permohonan, penawaran baik itu berupa ide, gagasan, pemikiran maupun rencana kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan baik itu yang sifatnya izin, persetujuan, dana dan lain - lain. Proposal juga dapat diartikan sebagai sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelaskan sebuah rencana dan tujuan suatu kegiatan kepada pembaca.
1. Pengertian Proposal
Untuk mengetahui arti dari proposal, berikut saya sertakan pengertian proposal dari beberapa pandangan dari para ahli:
a. Hasnun Anwar (2004 : 73) proposal adalah : rencana yang disusun utnuk kegiatan tertentu.
b. Jay (2006 : 1) proposal adalah alat bantu manajemen standar agar menajemen dapat berfungsi secara efisien.
c. Menurut KBBI (2002) adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja, perencanaan secara sistematis, matang dan teliti yang dibuat oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian, baik penelitian di lapangan (field research) maupun penelitian di perpustakaan (library research). Keterampilan menulis proposal perlu dimiliki setiap insan berpendidikan agar mereka terbiasa berpikir sistematis-logis sebagaimana di dalam langkah-langkah penulisan proposal.
d. Dari sudut pandang dunia ilmiah, pengertian proposal ialah rancangan dari suatu usulan sebuah penelitian yang kemudian akan dilaksanakan oleh peneliti terhadap bahan penelitiannya. Dalam pengertian proposal ini itu berarti proposal sama halnya dengan usulan.Ada juga yang menyatakan bahwa pengertian proposal itu ialah suatu permintaan atau dapat juga dikatakan sebagai saran yang ditujukan kepada seseorang, instansi, organisasi, suatu badan, atau suatu kelompok untuk menjalankan atau melaksanakan suatu pekerjaan.
2. Tujuan Proposal adalah memperoleh bantuan dana,memperoleh dukungan atau sponsor, dan memperoleh perizinan. Unsur-unsur proposal yaitu, nama/ judul kegiatan, pendahuluan,tujuan, waktu dan tempat, sasaran kegiatan, susunan panitia, anggaran, penutup, tanda tangan dan nama terang.
3. Fungsi Proposal
a. Fungsi proposal untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan agama, sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
b. Fungsi proposal untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar.
c. Fungsi proposal untuk mengajukan tender dari lembaga-lembaga pemerintah atau swasta.
d. Fungsi proposal untuk mengajukan kredit kepada bank.
e. Fungsi proposal untuk mengadakan acara seminar, diskusi, pelatihan, dan sebagainya.
4. Jenis Jenis Proposal
Secara umum proposal dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
a. Proposal Bisnis - proposal ini berkaitan dengan dunia usaha baik itu perseorangan maupun kelompok dan contoh dari proposal ini misalnya proposal pendirian usaha, proposal dalam bentuk kerjasama antar perusahaan.
b. Proposal Proyek - pada umumnya proposal proyek ini mengacu pada dunia kerja yang berisikan serangkaian rencana bisnis atau komersil misalnya proposal proyek pembangunan.
c. Proposal Penelitian - Jenis proposal ini lebih sering digunakan di bidang akademisi misalnya penelitian untuk pembuatan skripsi, tesis dan lainnya. isi dari proposal ini adalah pengajuan kegiatan penelitan.
d. Proposal Kegiatan - yaitu pengajuan rencana sebuah kegiatan bak itu bersifat individu maupun kelompok misalnya proposal kegiatan pentas seni budaya.
Berdasarkan bentuknya proposal terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
a. Proposal bentuk formal - Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu bagian pendahuluan, isi proposal, dan bagian pelengkap penutup. Bagian pendahuluan terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan. Bagian isi proposal terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya. Sedangkan bagian pelengkap penutup berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
b. Proposal bentuk non formal - proposal non formal ini tidak selengkap proposal formal dan biasanya disampaikan dalam bentuk memorandum atau surat. proposal non formal harus selalu mengandung hal-hal berikut yaitu, masalah, saran, pemecahan, dan permohonan.
c. Proposal semi formal - jenis proposal ini hampir sama dengan proposal non formal karena tidak selengkap jenis proposal formal.
5. Unsur-Unsur Proposal
a. Latar belakang masalah, Dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Selain itu, dipaparkan secara ringkas tentang teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar, dan diskusi ilmiah maupun pengalaman pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
b. Rumusan masalah, Rumusan masalah dinyatakan secara tersurat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya. Dalam hal ini hendaknya rumusan masalah disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti dan dapat diuji secara empiris.
c. Tujuan penelitian, Tujuan penelitian diungkapkan pada sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian.Tujuan penelitian mengacu pada rumusan penelitian dan berupa pernyataan.
d. Hipotesis, Hipotesis diajukan berupa jawaban sementara terhadap masalah penelitian agar hubungan antara masalah yang diteliti dengan kemungkinan jawabannya lebih jelas.Adapun rumusan hipotesis yang baik hendaknya: dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, dapat diuji secara empiris, dan menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.
e. Asumsi penelitian, Asumsi penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Dalam hal ini tidak perlu dibuktikan kebenarannya, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil penelitian yang diperolehnya dari orang lain melalui karya tulisnya.
f. Manfaat penelitian, Manfaat penelitian ditunjukkan untuk mengenai pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, bagian ini berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti.
g. Ruang lingkup, dan Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian dikemukakan karena sering dihadapi keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa harus dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena alasan logistik. keterbatasan penelitian karena kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika, dan kepercayaan yang tidal memungkinkan peneliti mencari data yang diinginkan.
h. Kajian pustaka, dan Kajian pustaka memaparkan teori-teori yang disusun berdasarkan kemutakhiran dan relevansi yang diperlukan dalam penelitian.
i. Definisi operasional. Definisi operasional adalah definisi yang dirumuskan berdasarkan hal yang yang dapat diamati oleh peneliti. Definisi operasional bukan definisi berdasarkan kamus atau pendapat para ahli. Hal ini diperlukan terutama untuk istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok dalam penelitian juga untuk menghindari perbedaan persepsi.
REFERENSI :
A David. 1997. Ekualitas Merek. Edisi Indonesia. Jakarta : Mitra Utama.
Irawan, Handi. 2003. Indonesian Custmoer Satisfaction. Jakarta. PT. Alex Media Computindo.
Lau, Geok Then and Sook Han Lee. 1999. “ Consumers Trust a Brand and the Link to Brand Loyality”. Journal of Marktet Focused Management.
Komentar
Posting Komentar